Friday, March 20, 2009

5. Histologi Sistema Kardiovaskuler

KAPILER

Komponen utama dinding kapiler adalah endothelium, yakni lapisan terdalam dari dinding sistem sirkulasi. Endothelium mempunyai sifat karakteristik mirip dengan fibroblast. Nukleusnya berbentuk memanjang, oval atau pipih, tapi tidak jelas dengan khromatin halus. Sel memanjang sesuai dengan poros kapiler dan mempunyai ujung yang meruncing. Kapiler dengan ukuran lebih besar mempunyai endothelium lebih pendek dan lebih lebar, kapiler yang terkecil hanya dilingkari oleh satu lapisan endothelium dan ukurannya sama dengan sel darah merah, sedangkan yang berukuran sedang dilapisi dua sampai tiga lapisan endothelium, gambaran ini jelas terlihat pada potongan melintang kapiler darah. Pengamatan dengan mikroskop elektron menunjukkan endothelium satu dengan yang lain tempatnya sangat berdekatan tanpa adanya substansi interseluler yang menjolok.

Kapiler dibentuk dari jaringan ikat embrional, selanjutnya menembus parenkim organ dan jaringan. Dalam perjalanannya diikuti oleh sel jaringan ikat, serabut kolagen dan serabut elastis. Sedangkan membrana basalis yang membatasi endothelium terdiri atas glikoprotein.

Sepanjang kapiler ditemukan makrofag, sel saraf serta beberapa sel masenkim yang belum mengalami defrensias, bahkan pada kapiler membrana niktitans mata katak ditemukan sel Ronget, sel ini akan berkontraksi jika distimuler dengan listrik, . Sel lain juga ditemukan tapi sel ini tidak mampu berkontraksi, biasanya disebut dengan nama sel Perisit.

Struktur histologi dinding kapiler

Kapiler Kontinyu (Continous Capillaries)

Sel endothelium menebal pada bagian yang mengandung nukleus, tapi ujung-ujungnya sangat meruncing. Organela seperti golgi komplek sepasang sentriola dan RER mithokondria tampak berdekatan dengan nukleus. Mitokondria dapat dilihat dengan posisi agak jauh dari nukleus. Disamping itu ditemukan filamen yang tebalnya 40-60 A°, dan vesikula dengan diameter 600-700 A°. Kapiler miokardium tikus, vesikula dapat mencapai 1/3 volume endothelium. Pada tempat perbatasan sel endothelium satu dengan yang lain atau pada kapiler yang kecil batas antara ujung kapilernya biasanya dipisahkan dengan jarak beberapa A°. Beberapa tempat terlihat Tight function (Zonula occudentes) dan Desmosoma kadang ditemukan tetapi jarang.

Batas endothelium dapat bergerigi, halus atau lurus. Ujung kapiler menyempit dan menjulang ke lumen kapiler. Kapiler kontinyu ditemukan pada otot polos, otot skelet, otot jantung dan beberapa jaringan lainnya.

Kapiler Berjendela (Fenestrated cappillaries)

Kapiler ini pada beberapa tempat di endothelium ditemukan daerah yang sangat tipis (500 A°), ditembus oleh porus berbentuk bulat dengan diameter 800-1000A°. Pada porus terdapat diafragma yang tipis kurang lebih setebal satu membran sel tapi menebal dibagian sentralnya. Mempunyai struktur histologi yang sama dengan kapiler kontinyu. Kapiler jenis ini ditemukan pada glomeruli renis, glandula endokrin, villi intestinalis. Kapiler pada glomeruli renis tidak ber diafragma dan mempunyai membrana basalis tiga kali lebih tebal dibandingkan dengan membrana basalis kapiler yang lain.

Sinusoid

Merupakan pembuluh darah dengan bentuk kurang teratur, antara pembuluh sinusoid dengan parenkim organ terdapat lapisan jaringan ikat yang sangat halus. Keadaan ini berbeda dengan kapiler yang bercabang-cabang secara dikotom dari ujung vasa. Secara embriologik sinusoid tumbuh akibat pertumbuhan kedalam dari parenchim, masuk ke sinus darah yang ber dinding tipis.

. Sinusoid merupakan sistem sirkulasi yang khusus terdapat pada hepar, limpa, medulla oseum rubrum dan beberapa glandula endokrin seperti: Glandula Adrenalis, Pituitaria. Sel-selnya sebagian besar bersifat phagositik

Sinusoid diskontinyu seperti ditemukan pada hepar, hubungan antara endothelium satu dengan yang lain sama seperti pada kapiler yang lain, tapi pada beberapa tempat ditemukan adanya gap yang luas antar sel. Membrana basalis bersifat diskontinyu atau kadang-kadang sama sekali tidak ada.

Sinusoid berjendela terdapat pada Glandula Pitutaria dan Korteks Adrenum, selnya tak bersifat fagositik, tak ada gam interselular lamina basalis kontinyu, tetapi pada endotheliumnya ditemukan adanya forus dengan diafragma. Sinusoid kontinyu menunjukkan membrana basalis dan batas endothelium kapiler kontinyu.

HISTOFISIOLOGI

Pertukaran zat melalui dinding kapiler mekanismenya meliputi pertukaran zat atau substansi melalui dinding kapiler ke jaringan, pertukaran zat ini terjadi tanpa trnasformasi energi yang menjolok. Endothelium mempunyai membran yang bersifat permeabel terhadap air dan kristaloid tapi tidak permeabel terhadap molekul besar.

Vesikula pada permukaan endothelium berperan dalam proses pinositosis, dan endothelium berperan aktif pada proses pertukaran substansi karena endothelium mampu mengambil cairan melalui vesikula dan membawanya melintasi sel serta melepaskannya keruang perivaskuler. Dengan enzim peroksidase dibuktikan, disamping melalui vesikula transport dapat berjalan melalui pori interseluler.

Pada kapiler berjendela pertukaran substansi melalui fenestrae, meskipun fenestrae tertutup oleh diafragma. Pada kapiler glomeruli, dimana fenestrae tidak ditemukan maka cairan dapat keluar dari vasa, keadaan ini 100x lebih mudah dibandingkan pada kapiler kontinyu otot. Pada sinusoid diskontinyu seperti hati, ada halangan untuk partikel lebih kecil dari sel untuk keluar dari vasa dan komposisi cairan perivaskuler praktis sama dengan plasma.

ARTERIA

Darah dibawa dari jantung kejala kapiler dijaringan melalui arteri, dimulai dari aorta dan dengan arteri pulmonalis darah dibawa dari jantung. Dalam perjalanannya arteri bercabang-cabang makin jauh dari pembuluh darah, ukurannya akan semakin kecil, namun penampang lintang pembuluh darah makin besar, akibatnya aliran darah dalam kapiler makin melambat sehingga kesempatan pertukaran zat dengan jaringan makin longgar. Dalam satu satuan waktu jumlah darah yang berada dalam kapiler kira-kira 2-10 % sedangkan sisanya, dalam perjalanan menuju atau pergi dari kapiler.

Struktur arteri berbeda-beda menurut fungsi yang dipikul nya, dinding dari arteri besar atau arteri elastis, misalnya : aorta, arteri pulmonalis, arteri karotis mengandung lembaran serabut elastis yang berjendela. Dalam keadaan segar pembuluh ini berwarna kuning. Arteri elastis bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil dan mempunyai fungsi utama untuk distribusi. Arteri ini berupa arteri sedang (arteri tipe otot), selanjutnya dengan ukuran diameter maksimum 0,3 mm disebut : Arteriola.

Dinding arteri terdiri atas 3 lapisan pokok yakni :

1. Tunika intima, merupakan lapisan otot dan beberapa unsur yang terususun longitudinal.

2. Tunika media, merupakan lapisan otot paling tebal, terdiri atas unsur yang tersusun melingkar.

3. Tunika adventitia, terdiri atas unsur-unsur yang tersusun longitudinal.

Batas antara tunika media dan tunika intima adalah tunika elastika interna, yang dapat dilihat nyata pada arteri berukuran sedang, sedangkan tunica elastika eksterna lebih tipis ditemukan pada perbatasan tunika media dan tunika adventitia.

Arteriola dan Arteri kecil

Tunica intima dari arteriola disusun oleh endothelium dan dikelilingi oleh tunika media yang terdiri atas satu lapisan serabut otot polos. Pada arteriola yang lebih besar, diluar tunika intima terdapat membrana elastika interna, dibawah endothelium terlihat sebagai garis mengkilat dan bergelombang karena kontraksi ototnya. Tunika media dari arteri kecil terdiri atas beberapa sel otot polos dengan ukuran 15-20 m, pada potongan melintang terlihat mengelilingi lumen.

Tunica adventitia tebalnya hampir sama dengan tunika media, terdiri atas serabut kolagen dan elastis yang tersusun longitudinal dengan fibroblas. Batas dengan jaringan sekitarnya tidak jelas. Pada arteri kecil sulit dilihat adanya membrana elastika eksterna.

Dengan mikroskop elektron terlihat adanya membrana basalis dari endothelium yang jelas dengan serabut kolagen dibawah endothelium. Serabut elastis pada vasa yang kecil tersusun secara longitudinal dan dipisahkan dengan celah memanjang. Pada vasa yang besar lapisan ini makin tebal dan merupakan lapisan kontinyu, celah kecil tetap dapat ditemukan. Adanya bangunan berbentuk tongkat dengan diameter 1 m dan panjang 3m yang tersusun pada tubuli yang halus dan dibungkus oleh membran dapat ditemukan pada endothelium arteri kecil. Peranan bangunan tersebut tidak jelas.

Arteri tipe otot berukuran sedang

Merupakan tipe arteri yang paling banyak jumlahnya. Pada tipe kecil dari golongan arteri ini dibawah endothelium terdapat tunica elastika interna. Sel endothelium melepaskan prosessi nya pada sel otot polos tunika media, mungkin celah pada tunika elastika sangat penting untuk difusi metabolit lumen. Tunika elastika interna berkembang baik, dengan mikroskop elektron terlihat bagian yang kosong dengan titik halus berupa serabut elastis, bagian ini mempunyai afinitas yang kecil terhadap osmium.

Tunika media nya hampir semua terdiri atas lapisan otot polos yang tersusun konsentris. Serabut satu dengan yang lain dibatasi oleh lapisan yang tebal merupakan suatu glikoprotein analog dengan membrana basalis. Bagian ini terwarnai kuat dengan PAS, dengan mikroskop elektron pembesaran lemah terlihat amorf. Diluar glikoprotein ditemukan lapisan berkas serabut kolagen yang tipis, dimana dengan mikroskop cahaya tampak sebagai jala serabut retikuler yang terwarnai positif dengan AgNO3.

Jaringan ikat longgar serabut elastis juga ditemukan pada tunica media dan tersusun konsentris yang terlihat sebagai garis gelap bergelombang diantara otot polos yang diwarnai dengan Resorcin fuschin atau aldehyde-fuchsin. Dengan mikroskop elektron terlihat sebagai garis kosong memanjang tanpa batas yang jelas. Tunika elastika externa tampak seperti lapisan kontinyu pada perbatasan tunika media dan tunika adventitia. Pada potongan melintang tampak sebagai pita elastis tersusun kurang teratur dan lebih tipis dari tunica elastika interna. Disebelah lateral dari tunika elastika externa ditemukan banyak vesikula kecil dan akson tak bermielin, kadang-kadang ditemukan mitokhondria. Kebanyakan akson tersebut berakhir pada tunika elastika eksterna, sedangkan stimulasi saraf mungkin diakibatkan karena difusi transmiter melalui tunika elastika externa.

Tunika adventitia kadang lebih tebal dari tunika media, terdiri atas fibroblast, serabut elastis dan kolagen yang tersusun longitudinal maupun transversal. Bagian ini bersatu dengan jaringan ikat sekitarnya tanpa batas yang jelas, karena tunika adventitia tersusun secara longgar dengan arah longitudinal, diameter vasa dapat berubah secara kontinyu.

Arteri Elastis Besar

Dinding sangat tebal tetapi lebih tipis dibandingkan dengan arteri sedang. Bentuk endothelium poligonal, pada tunika interna ditemukan fibroblast dan berkas halus serabut kolagen, kadang-kadang juga ditemukan makrofag pengembara.

Pada bagian luar tunika intima disusun atas serabut elastis yang bercabang, diantara serabut elastis ditemukan serabut kolagen, fibroblast dan otot polos. Dibagian luarnya terdapat membrana elastika fenestra yang menempati tunika elastika interna dari vasa yang lebih kecil, tetapi tidak seperti vasa yang kecil yang terdiri dari lapisan terang yang memisahkan tunica interna dan media, melainkan merupakan lapisan serabut elastis yang kemudian melanjutkan diri ke tunika media. Jadi pada arteri tipe elastis besar tidak ada batas yang jelas antara tunika interna dan media.

Tunica media sebagian besar terdiri dari jaringan elastis. Pada aorta manusia, tebalnya lapisan ini mencapai 50-65 m membran serabut elastis tersusun konsentris, terdiri atas membran dengan ketebalan 2,5 m. Membran tersebut dihubungkan dengan serabut elastis. Pada fenestra ditemukan serabut kolagen, elastis, fibroblast dan sel otot polos. Tunika adventisia relatip tipis, batasnya tidak nyata.

Dinding arteri elastis sangat tebal sehingga sulit menerima nutrisi dari lumen, oleh karena itu pada dinding ditemukan vasa vaserum yang berasal dari cabang arteri itu sendiri atau arteri tetangga. Vasa ini membentuk pleksus kapiler pada bagian dalam dari tunika adventitia dan tidak menembus sampai tunika media, tetapi pada vena dapat sampai ke tunika interna.

Peralihan struktur diantara tipe arteri tersebut sangat bervariasi. Kadang-kadang kita temukan arteri ukuran kecil mempunyai struktur seperti arteri besar, sedangkan arteri besar seperti arteri illiaca externa mempunyai dinding seperti arteri sedang.

Peralihan antara tipe elastis dan tipe otot disebut tipe campuran. Dindingnya mempunyai tunika media yang terdiri atas otot polos dengan membran serabut elastis Pada perbatasan arteri tipe elastis dari otot ditemukan arteri tipe hibrid. Pada tempat ini tunika medianya terdiri atas dua lapis yang sebelah medial terdiri atas otot polos yang sebelah lateral terdiri atas membran elastis.

VENA

Vena berfungsi membawa darah dari kapiler kembali ke jantung, makin dekat dengan jantung maka ukuran vena makin besar dan dindingnya makin tebal. Vena biasanya berjalan dengan arteri yang senama. Jumlah vena lebih banyak dari arteri dan lumen vena lebih lebar, dindingnya lebih tipis tapi kurang elastis, sehingga apabila dipotong bentuknya tidak teratur.

Vena dibagi menjadi tiga: vena kecil, sedang dan besar, pembagian ini tidak memastikan karena tidak selalu terdapat korelasi positip antara besarnya lumen dan tebalnya dinding. Dinding vena terdiri atas tiga lapisan: tunika intima, media dan adventitia. Batas antara lapisan kurang jelas dan pada beberapa vena terutama tunika media tidak ditemukan perbedaan. Jaringan muskulus dan jaringan elastisnya kurang berkembang baik, sedangkan jaringan ikatnya lebih prominent.

Vena Kecil

Kumpulan kapiler membentuk saluran dengan diameter 2-20 m, terdiri atas endothelium yang diselubungi dengan serabut kolagen tersusun longitudinal dan fibroblast. Pada vena yang berukuran 45 m, diantara endothelium dan jaringan ikat ditemukan sel otot dengan sedikit defrensiasi, awalnya muncul secara terpisah, makin besar ukuran venanya maka jarak sel otot semakin dekat. Pada vena yang lebih besar serabut elastisnya membentuk jala. Tunika intima hanya terdiri atas endothelium. Tunika media tersusun atas satu atau beberapa lapisan otot, tunika adventitia terdiri atas fibroblast, lapisan tipis serabut kolagen dan elastis yang berjalan longitudinal dan sebagian menembus diantara sel otot tunika media.

Tidak semua pertukaran zat antara darah dengan jaringan terjadi pada kapiler melainkan hanya pada proses pertukaran zat yang berhubungan dengan inflamasi. Venula lebih permeabel terhadap zat warna, dan sangat peka terhadap histamin, serotonin dan substansia lain yang mempunyai efek mempertinggi permeabilitas vasa darah. Kelihatannya permeabilitas vasa darah meninggi dari arteri ke vena, dan mencapai permeabilitas maksimum pada venula dan akan menurun pada vasa yang lebih besar.

Vena Sedang

Vena sedang berdiameter 2-9 mm Tunika intima dibentuk oleh sel endothelium berbentuk poligonal dengan batas sel kurang jelas. Pada tunika intima kadang ditemukan lapisan jaringan ikat yang kurang jelas dengan beberapa sel dan serabut elastis tipis. Dalam hal ini seringkali tunia media dan tunika intima dianggap satu lapisan, karena tunika intima kurang berkembang.

Tunika media jauh lebih tipis dibanding arteri dan tersusun atas otot polos yang tersusun secara sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen yang longitudinal dan fibroblast.

Tunika adventitia biasanya jauh lebih tebal dari tunika media dan terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung berkas serabut elastis dan serabut kolagen tebal tersusun longitudinal. Pada perbatasan dengan tunika media kadang-kadang ditemukan berkas otot polos tersusun longitudinal.

Vena Besar

Struktur tunika intima pada vena besar sama dengan pada vena sedang. Vena yang sangat besar disusun atas jaringan ikat sangat tebal. Tunika medianya tipis sampai tidak ada, strukturnya sama dengan vena sedang.

Tunika adventitia merupakan bagian utama dari dinding vena dan tebalnya beberapa kali lipat tebal tunika media, terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung serabut elastis tebal dan serabut kolagen tersusun longitudinal. Pada tempat perbatasan antara tunika media atau tunika intima terdapat lapisan otot polos tersusun longitudinal dengan jala elastis. Struktur semacam ini ditemukan pada vena kava, vena masentrika superior dan vena renalis (pada manusia).

Valvula pada Vena

Kebanyakan vena sedang terutama yang terdapat pada ektrimitas dilengkapi dengan valvula, yakni : penghalang aliran kembalinya darah dari jantung. Valvula berbentuk seperti kantung setengah bulat, pada permukaan dalam dari dinding vena. Valvula ini membuka kearah aliran darah. Biasanya terdapat sepasang, antara valvula dan dinding terdapat ruangan disebut Sinus Valvulae pada tempat ini biasanya dinding vena menipis dan meregang.

Valvula adalah membran jaringan ikat tipis, pada sisi yang menghadap lumen vasa, terdapat serabut elastis lanjutan dari tunika intima. Pada sinus dinding hanya terdiri dari atas serabut otot polos longitudinal yang tidak melanjutkan diri ke valvula, karena permukaan valvula dilapisi dengan endothelium. Valvula menghilang pada vena dengan diameter kurang dari 1 – 1,5 mm dan juga pada CNS, paru-paru, ginjal, uterus, tulang dan organ lainnya.

Sistem Porta

Kapiler merupakan peralihan dari sistem arteri ke sistem vena, tapi kebanyakan pada jaringan dan organ mengalami modifikasi, disesuaikan dengan fungsi khusus organ / jaringan yang bersangkutan.

Suatu pengaturan vasa dimana darah dikumpulkan dari suatu sistem kapiler kemudian mengalir ke vasa yang lebih besar atau ke sistem kapiler yang lain dan kembali ke sirkulasi lagi, ini disebut : Sistem Porta misalnya pada hepar : vena portae dari hepar mamalia berasal dari jala kapiler visera abdomen, masuk kedalam hepar kemudian bercabang menjadi jala sinusoid yang menembus organ dan kemudian berkumpul membentuk vena hepatika.

Pada keadaan lain dapat terjadi bahwa arteri bercabang menjadi kapiler, kemudian dikumpulkan menjadi vasa yang lebih besar. Keadaan ini ditemukan pada hubungan antara arteri afferen, kapiler dan arteri efferen glomeruli renis. Kemudian arteri efferent ini bercabang menjadi kapiler disekitar tubuli.

Anastomosa Arteri dan Vena

Anastomosa adalah hubungan langsung antara arteri dan vena. Hubungan ini biasanya ditemukan pada hubungan antara cabang samping dari arteriola terminalis yang berjalan langsung ke venula.

Dinding vasa ini mempunyai lapisan otot yang tebal, terlalu tebal untuk ukuran vasa yang bersangkutan dan kaya akan inervasi nervus vasamotorik. Vasa ini berkontraksi kuat bila N. Symphaticus distimulasi. Bila vasa anastomosa tersebut berkontraksi, maka darah berjalan melalui arteriola ke kapiler, tapi bila vasa anastomosa arteriovenosus yang berkontraksi mungkin berperan penting untuk pengaturan mekanisme suplai darah keberbagai jaringan.

Glomeruli Caudalis

Glomeruli kaudalis terdapat pada bagian distal mamalia berekor panjang. Berupa vasa anastomosa, diikat bersama dengan jaringan ikat yang banyak berotot. Bangunan ini selalu terdapat dalam jumlah yang besar dan strukturnya mirip dengan glomus koksigeum / glandula koksigealis pada manusia.

Kegunaan dari glomeruli caudalis tidak jelas, tetapi strukturnya mirip sekali dengan glomus karotikum dan glomera aortika. Glomus karotikum terletak dekat percabangan arteria karotis kommunis. Glomera aortika terletak dekat arigo arteri subklavia dan antara aorta dengan arteri pulmonalis.

Sel glomus yang bersifat epitheloid glomus banyak menerima akhiran ujung saraf. Glomus karotikum merupakan kemoreseptor yang peka terhadap aoxi, atau kenaikan ion hydrogen ataupun kenaikan konsentrasi CO2. Korpora aortikum mungkin mempunyai fungsi sama.

JANTUNG

Jantung berupa organ yang terdiri atas otot dan selalu berkonsentrasi secara ritmis selama hidup. Terbagi atas empat kamar, dua atrium dan dua ventrikel, seperti pada vasa maka dindingnya juga terdiri atas tiga lapisan konsentris yakni : Endokardium, Miokardium, dan Epikardium, yang homolog dengan tunika intima, media dan adventitia pada vasa.

Endocardium

Merupakan bagian paling dalam dilapisi dengan endithelium lanjutan dari vasa-vasa yang keluar-masuk jantung. Bentuk endothelium bulat atau poligonal, dibawah endothelium dijumpai lapisan sub endothelium yang terdiri atas serabut kolagen dan sedikit serabut elastis serta fibroblast. Disebelah luarnya ditemui lapisan jaringan ikat tebal yang merupakan bagian pokok dari endokardium, didalamnya ditemukan banyak serabut elastis.

Berkas serabut otot polos juga ditemukan pada septum interventrikulare, diluarnya terdapat lapisan subendokardial yang berifat longgar yang bergabung dengan perimisium dari miokardium. Disana ditemukan jala serabut otot jantung dan serabut purkinje.

Miokardium

Miokardium terdiri atas otot jantung yang melanjutkan diri ke epikardium dan endokardium. Elemen elastis hanya sedikit ditemukan pada ventrikel kecuali pada tunika adventitia vasa yang besar.

Pada arteri terdapat jala serabut elastis yang berjalan kesegala arah diantara otot dan melanjutkan diri ke lapisan serabut elastis pada epikardium dan endokardium dan pada dinding vena yang besar. Diantara otot jantung ditemukan fibril retikuler. Didalam miokardium terdapat juga vasa, nervi dan ujung serabut purkinje.

Epikardium

Epikardium dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Permukaannya ditutupi oleh mesothelium. Epikardium berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal.

Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis.

Lamina parietalis perikardium juga berupa membrana serosa yaitu suatu membrana yang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium.

Valvulae Jantung

Annuli vibrasi merupakan bagian jantung disekitar ostea pada basis jantung dan merupakan tempat perlekatan valvula. Pada aorta dan arteria pulmonalis annuli fibrosanya dibentuk oleh jaringan ikat yang teranyam padat, miskin dengan serabut elastis. Sisi yang menghadap arteria tertutup oleh lapisan yang cukup tebal terutama terdiri dari serabut kolagen yang merupakan lanjutan dari tunika intima.

Pada sisi yang menghadap ventrikulus dilapisi oleh endokardium yang jauh lebih tipis kaya akan serabut elastis. Stratum proprium berupa jaringan ikat yang kaya sel khondroid (babi, anjing dan kucing) dan beberapa vasa darah. Stratum proprium dari valvula atrioventrikularis dibentuk oleh jaringan ikat yang kaya dengan serabut elastis, tempat khorade tendinae melekat. Pada valvula ditemukan vasa darah. Didekat basisnya terdapat berkas serabut otot jantung dengan arah membujur dan melintang.

Sistem Porta

Valvula jantung mempunyai lapisan endokardium yang tebalnya bervariasi pada kedua permukaannya, dibawahnya terdapat stratum proprium. Pada valvula semilunaris, sisi yang menghadap arteria ditutup oleh lapisan yang cukup tebal terdiri dari serabut kolagen, merupakan lanjutan dari tunika intima.

Pada sisi yang menghadap ventrikulus dilapisi oleh endokardium tipis tapi kaya dengan serabut elastis. Stratum proprium berupa jaringan ikat yang kaya sel khondroid (babi, anjing dan kucing) dan beberapa vasa darah. Stratum proprium dari valvula atrioventrikularis dibentuk oleh jaringan ikat kaya akan serabut elastis, tempat khordae tendinae melekat. Pada valvula ini juga ditemukan vasa darah. Didekat basisnya ditemukan berkas serabut otot jantung dengan arah membujur dan melintang.

Sistem Konduksi Impuls

Impuls detak jantung berasal dari nodus sino-atrialis yang merupakan pacemaker dari jantung. Nodus ini terlihat pada dinding vena kava kranialis pada tempat masuknya nodus atrioventrikularis dari HIS, dari berkas HIS ini impuls dilanjutkan pada kedua sisi septum ventrikulare dan menyebar ke ventrikel.

Nodus sino-atrialis berupa bangunan yang tersusun atas serabut elastis tidak teratur dikelilingi dengan jala saraf. Peralihan serabut dari nodus miokardium terjadi secara graduil. Sel yang ditemukan pada nodus sino-atrialis adalah sel yang kebanyakan ditemukan pada mamalia.

Nodus atrio-ventrikularis merupakan suatu bangunan datar berwarna putih, terletak pada bagian posterior bawah dari septum inter-atrial dibawah valvula semilunaris aorta. Nodus ini mengandung serabut purkinje permukaan dari berkas atrio-ventikularis dari HIS. Serabut tersebut berjalan ke atau diantara miokardium , sehingga batas nodus atrio-ventrikularis dengan sekitarnya tidak jelas. Mendekati ventrikel substansi nodus mengumpul dan membentuk suatu berkas yang panjangnya mencapai satu cm yaitu berkas atrio-ventrikularis HIS. Berkas HIS terdiri atas serabut purkinje yang pada ungulata diameternya tiga sampai empat kali diameter miokardium. Berkas HIS dibungkus oleh jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah, sel saraf dan serabut bermielin.

Vasa Limphe Jantung

Ada 3 golongan yaitu :

1. Vasa limphe besar, yang berjalan pada sulki jantung bersama vasa darah, vasa limphe ini berhubungan dengan nodus-limphatikus yang terletak dibawah loop aorta dan pada percabangan trakhea.

2. Vasa limphe yang terletak pada epikardium

3. Vasa limphe yang terletak pada miokardium dan endokardium.

Inervasi Jantung

Jantung diinervasi oleh nervus vagus dan nervus simphatikus. Ujung saraf yang berakhir pada jantung dapat bersifat sebagai efektor, reseptor ataupun sensorik.

Vasa Limphe

Sistem limphe merupakan tambahan sistem sirkulasi, timbul pada ujung jaringan dan pada villi intestinum sebagai lakteal. Fungsinya untuk menampung cairan jaringan yang tak dapat kembali ke sistem vena, menyarinya melalui nodus lymphatikus dan mengembalikannya kealiran darah. Struktur vasa limphe mirip dengan vena hanya lebih halus.

No comments:

Post a Comment