Friday, March 20, 2009

1. Pengantar Histologi

PENDAHULUAN

Organ dalam tubuh, dibentuk oleh kombinasi dari satu atau lebih jaringan dasar. Disamping perbedaan seluler khusus yang menjadi ciri organ, maka banyaknya, tipe dan distribusi berbagai jaringan merupakan ciri diagnostik.

Sebagian terbesar organ tubuler tersusun dari perifer berturut-turut : Tunika mukosa, Tunika submukosa, Tunika muskularis dan Tunika Adventitia atau Tunika Serosa. Semua tunika bisa lengkap, satu atau lebih kurang berkembang, satu atau lebih dapat mengalami modifikasi untuk memenuhi tuntutan setempat. Variasi tersebut ditambah faktor-faktor lain memudahkan identifikasi organ.

Tunika mukosa merupakan lapisan yang paling internal (dalam) dan membatasi lumen, terdiri atas 3 lapisan yaitu lamina epitelialis mukosa, lamina propria mukose dna lamina muskularis mukosa.

Lamina epitelialis adalah lapisan epitelium organ. Dapat tersusun oleh satu macam atau lebih sel epitelium guna mendukung fungsi spesifik atau sebagai bagian organ. Ini merupakan lamina yang tetap pada tunia ini. Membran bsalis merupakan bangunan tetap antara sel epitelium (jaringan lain bukan jaringan pengikat) dan jaringan pengikat di dekatnya. Beberapa penulis memasukkan membran basalis sebagai bagian tunika mukose dan memberi nama lapisan ini : Lamina membrana propria mukose.

Lamina propria mukose adalah jaringan ikat yang membatasi lamina epitelialis. Biasanya bersifat areoler dan / atau berupa jaringan retikuler. Pembuluh darah kecil, saraf dan lipatan ke dalam lamina epitelialis mukose mengisi ruang ini. Pada jaringan pengikat di tempat ini dapat ditemukan sel-sel proteksi dalam jumlah tinggi dalam keadaan bebas atau tersusun sebagai Nodulus limfatikus. Disamping berfungsi sebagai pertahanan, lapisan ini merupakan sarana untuk nutrisi maupun kontrol epitelium.

Lamina muskularis mukose, terdiri atas 1 lapisan atau leboh otot polos. Lapisan dalam (Internal) tersusun sirkuler dan lapisan luar (eksternal ) tersusun longitudinal. Lapisan ini tidak selalu ada. Bila ada berfungsi untuk mengatur produk sekretorik glandula yang dapat mengadakan invaginasi ke dalam lamina propria mukose. Bila ada merupakan batas yang jelas antara jaringan pengikat lamina propria dan tunika submukosa. Bila tidak ada maka kedua ruang jaringan pengikat ini bertaut atau bersatu.

Tunika submukosa, tersusun dari jaringan pengikat areolar yang tersusun lebih kasar dari jaringan pengikat lamina propria mukose. Pembuluh darah besar, saraf (pleksus saraf) dan ganglion otonom terdapat disitu. Pada beberapa organ dapat juga ditemukan glandula. Tunika ini memungkinkan terjadinya motilitas tunika mukosa. Kalau lamina muskularis mukose tidak ada, lamina propria mukose, lamina propria submukosa atau tunika submukosa saja.

Tunika muskularis, biasanya berkembang baik dan terdiri atas 2 lapisan otot. Pada beberapa organ dapat tidak ada. Meskipun biasanya tersusun dari otot polos, tetapi pada beberapa organ tersusun dari otot skelet. Susunan yang paling umum tunika ini yaitu terdiri atas lapisan internal yang sirkuler dan lapisan eksternal yang longitudinal. Meskipun disebut sirkuler dan longitudinal, lapisan internal tersusun dalam susunan helix padat sedang yang eksternal tersusun dalam susunan helix lebih longgar. Vasa (pembuluh darah) dan flexi saraf ganglia otonom biasanya memisahkan kedua lapisan tersebut Tunika ini bertanggung jawab untuk pembentukan tonus organ, mengatur lumen dan menggerakkan material dalam organ.

Tunika adventitia, adalah kumpulan jaringan ikat longgar pada perifer organ. Pembuluh darah, saraf, ganglia dan jaringan lemak dapat ditemukan pada tunika ini. Organ yang berbatasan dengan ruang dibungkus oleh satu lapisan mesotelium. Pada keadaan ini, lapisan yang paling perifer disebut Tunika serosa. Lapisan serosa, dibentuk oleh mesotelium dan jaringan pengikat. Melalui tunika adventitia atau tunika serosa tersebut pembuluh darah, limfe dan inervasi masuk dalam organ. Tunika ini berperan sebagai penyatuan tunika adventitia dengan jaringan ikat di sekitarnya maupun dengan refleksi esotelium dan jaringan pengikatnya sebagai mesenterium.

Organ tubuler tubuh, berperan pada transport sekresi, absorbsi dan difusi berbagai macam material seperti : ingesta, cairan, darah, gas. Banyak cara digunakan oleh organ ini untuk memperluas area permukaan. Beberapa modifikasi, terutama yang berhubungan dengan sistem pencernaan. Elemen seluler tunika mukosa dapat mengadakan invaginasi ke dalam lamina propria mukose tanpa adanya pembentukan penjuluran ke permukaan atau dengan pembentukan penjuluran ke permukaan. Ini mengakibatkan penebalan lamina propria mukose. Elemen-elemen lamina muskularis mukose dapat terselip antara invaginasi tersebut dan meluas ke evaginasi tunika mukosa.

Glandula yang tetap berada di lamina propria mukose disebut.glandula mukosa. Invaginasi lamina epitelialis mukose dapat menembus lamina muskularis mukose dan adenomernya mengisi tunika submokose. Glandula semacam ini disebut Glandula submukosa. Pada keadaan tertentu, lamina epitelialis mukose melanjutkan diri membentuk glandula yang letaknya jauh dari lumen organ sebagai contoh hubungan antara pankreas dan hepar dengan lumen usus.

Organ padat atau organ parenkimatosa, juga tersusun dari kombinasi satu atau lebih jaringan dasar. Komponen organ parenkimatosa dapat dibagi menjadi 2 bagian utama. Parenkim adalah komponen fungsional organ, sedangkan stroma berfungsi secara metabolik atau struktural, menyokong dan mengontrol parenkimatosa. Stroma terdiri atas jaringan pengikat, pembuluh darah, saraf dan limfe.

Secara sederhana organ parenkimatosa seperti otot, trunkus nervosus, glandula dapat digambarkan sebagai berikut : Kelompok kecil parenkim dibungkus oleh rangka jaringan pengikat longgar atau retikuler. Pada jaringan pengikat ini ditemukan pembuluh darah dan saraf. Kelompok kecil parenkim membentuk kelompok lebih besar / unit dan dibungkus oleh jaringan pengikat longgar yang lebih kasar. Dapat juga terjadi bahwa jaringan pengikat yang membungkus kelompok kecil tadi melanjutkan diri ke jaringan yang lebih kasar yaitu Trabekule. Jaringan ikat kasar tersebut kemudian melanjutkan diri ke jaringan pengikat yang lebih padat dan berakhir pada jaringan pengikat putih padat fibrosa (DWFCT = “Dense White Fibrous Conective Tissue” disebut Kapsula. Jaringan pengikat tersebut berfungsi untuk penyokong dan merupakan tempat masuk dan / atau keluarnya pembuluh darah dan saraf.

Membrana mukosa meliputi beberapa atau seluruh komponen tunika mukosa. Membran tetap bersifat lembab karena sekresi sel lamina epitelialis atau glandula yang terdapat pada lamina propria mukosa atau tunika submukosa. Lamina epitelialis mukosa dapat terbentuk dari epitelium skuamsa kompleks, kuboid, kolumner ataupun pseudokompleks kolumner.

Membrana serosa terdiri atas lapisan mesotelium dan jaringan pengikat, membran ini membatasi ruang dan selalu dibasahi oleh cairan yang terdapat dalam ruang ini. Membrana mukosa, tersusun dari epitelium skuamus kompleks, khusus terdapat pada sistem pencernakan dan sistem reproduksi. Membrana mukosa yang dibatasi oleh epitelium kolumner, kuboid atau pesudokompleks kolumner terutama ditemukan pada sistem pencernaan, respirasi dan sistem reproduksi. Yang dibatasi oleh epitelium transisionil terdapat pada sistem Urinasi (kemih).

No comments:

Post a Comment